Maps

Kamis, 30 Desember 2010

Mengambil data pada Windows yang terkena virus

Sebuah pengalaman telah kami alami dengan tidak sengaja namun dapat mendatangkan honor. Yang semula hanya menginstal Windows trouble meningkat  menjadi order bagaimana mengambil file data pada sistem operasi Windows yang sudah terkena virus ? Beberapa karakter jenis virus. Virus mempunyai karakter yang berbeda tergantung  dari si pembuat virus tersebut. Ada yang ganas dan ada yang hanya mengganggu. Jenis virus yang menyembunyikan file data (hidden file); tulisan yang selalu lewat dalam layar;  serta ada yang merubah tampilan direktori/file menjadi shortcut image jenis binatang (kecoak).
Dan ketika di copy-paste dari tempat yang satu ke tempat yang lain direktori/file image berupa (kecoak) tadi juga berpindah dengan image yang sama. Sehingga sangat menjengkelkan saat itu. Penulis mencoba menggunakan software MiniPE, dimana software ini merupakan software tanpa diinstal namun bekerja melalui boot CD. Dalam era sekarang lebih dikenal dengan nama Live CD. Dalam penggunaan CD MiniPE Live CD, file data yang sudah berubah menjadi file/direktori image (kecoak) malah tidak tampak, artinya tidak dikenali oleh sistem Windows "Live CD".

Padahal menurut pemilik komputer data tersebut berisi data penting dari hasil penelitian beberapa dokter. Ketika itu kami tidak berani memformat, kami putuskan untuk kembali keesokan harinya sambil berpikir bagaimana cara bisa menyelamatkan file/direktori data tersebut dalam kondisi tidak rusak. Dalam berpikir semalam, penulis memperoleh ide yang mungkin tidak terpikirkan sebelumnya. Ingat beberapa kumpulan koleksi Linux jenis Live CD, antara lain : Mandriva; Ubuntu. Teringat dari berbagai informasi bahwa Linux tidak dapat terjangkit virus. Saat penulis kembali untuk usaha menyelamatkan data tersebut, semua CD Live kami bawa. Langkah pertama sebelumnya kami masuk ke dalam bios untuk meyakinkan kembali tentang posisi default utama bootable berada pada posisi CD; yang kedua baru posisi booting harddisk. Setelah itu Live CD Ubuntu kami coba terlebih dahulu dengan memasukkan ke dalam CD ROM, Live CD melakukan booting hingga selesai sehingga komputer tersebut seakan-akan menggunakan sistem operasi Linux. 

Allhamdulillah, harddisk C dan D terbaca namun kami belum bisa masuk membuka harddisk tersebut apalagi mengenali isinya direktori/file-file-nya. Penulis berpikir sejenak apa yang harus dilakukan. Pernah  ingat dari  bacaan tentang pengenalan Linux untuk pemula, bahwa harddisk yang tidak bisa dibaca oleh Linux harus menggunakan perintah "mount". Dari perintah tersebut menghasilkan ijin untuk dapat membuka harddisk  yang berbeda format Windows (NTFS maupun FAT32). Setelah berhasil membuka harddisk, maka langkah awal  adalah menyelamatkan data dengan cara mengkopinya ke dalam flasdisk. Kalau ditinjau besaran direktori/file tidak begitu besar namun ditinjau dari isi sangat penting.  Langkah berikutnya, komputer tersebut kami install ulang dengan Windows baru sehingga bebas virus,  setelah proses instal selesai  maka langkah terakhir mengembalikan data dari flashdisk ke direktori Document, bereslah sudah. Itulah sekedar pengalaman kami yang dapat kami bagi. Lantas bagaimana dengan honor ? Lumayanlah. Apakah hanya honor saja  yang kita terima tentu tidak, hal ini tentu meningkatkan kredibilitas. Jika kredibilitas meningkat, mengakibatkan meningkatnya  kepercayaan. Dari meningkatnya kepercayaan terhadap tugas kita, akan meningkatkan cakupan pasar, sebab apa ? Karena meluasnya informasi berupa pesan serta kesan baik, dari yang satu ke yang lain.

Bagi rekan-rekan yang membutuhkan Live CD Linux, kami tersedia berbagai distro,  dapat menghubungi melalui email pundiilmu@gmail.com, hanya dengan mengganti seharga CD dan ongkos kirim saja. Semoga bermanfaat !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar