Maps

Senin, 11 Maret 2013

Motivasi buat kita semua bandingkan apa yang kita rasakan

Selamat siang semuanya ... semoga kita semua masih berada dalam keadaan sehat dan luar biasa dan akan terus seperti itu amin . Baiklah dalam postingan kali ini saya akan berbagi kisah Inspirasi dari seorang yang luar biasa yakni Wahyudin . Seseorang yang menjadi pemulung sejak SD hingga S1  untuk itu mari kita simak cerita dan penuturan Wahyudin mengenai pengalaman hidupnya.

Adalah Wahyudin yang bertempat tinggal di kediaman orang tuanya di kampung Kalimanggis, Gang Lame, Jatisampurna Bekasi Jawa barat. Lelaki yang lahir pada 12 Desember 1991 dari lima bersaudara dengan Dua Ibu hasil Poligami ayahnya ini mengumpulkan uang sejak SD hingga dirinya S1 demi membiayai pendidikannya sendiri.
Ayah ibunya adalah seorang petani yang menggarap lahan kosong milik orang lain, karena kesibukan orang tua itu dan dengan hasil yang minim tentu membuat mereka tidak lagi memprioritaskan pendidikan  anak-anaknya.

Ketika Wahyudin menginjak kelas 4 SD dirinya mulai khawatir akan pendidikannya sehingga dia mulai mengumpulkan uang jajannya untuk biaya sekolah. Dia tidak ingin bernasib sama dengan kakak-kakaknya yang harus putus sekolah karena tidak ada biaya. "Saat itu Saya berfikir kalo tidak sekolah bisa seperti kakak saya .saya hanya akan memendam perasaan gara-gara gak berani bilang sama orang tua karena mereka galak". kenangnya.

Kisah hidup Wahyudin kecil tidaklah seperti anak-anak SD sebayanya yang hanya bertugas untuk belajar, sementara Wahyudin kecil sudah harus memikirkan biaya pendidikan sekolahnya yang sudah tentu tidaklah murah. Suatu ketika dia bermain kerumah tetangganya yang merupakan seorang pemulung. Karena keinginannya yang kuat untuk sekolah akhirnya dia memutuskan untuk ikut mulung. "Biar Dapet Duit Untuk Sekolah. Dulu Saya tidak tahu apa itu mulung, yang saya tau ngumpulin sampah jadi Duit " ujarnya.

Sejak itu (10 tahun yang lalu) Wahyudin memulung mulai dari jam 1 malam hingga pagi hari menjelang sekolah, kemudian dilanjutkan kembali dari jam 22.00 hingga pukul 02.00 dini hari dan rupiah demi rupiah dikumpulkan Wahyudin hingga akhirnya sebagian dari uang tersebut digunakan untuk membeli beberapa ekor anak ayam. "Anak ayam tersebut saya ternakkan, kemudian ditabung. Terkumpul sekitar satu jutaan rupiah buat saya masuk sekolah SMPN 28 Bekasi," kata Wahyudin.


Saat Wahyudin memasuki jenjang pendidikan SMP dia masih terus memulung untuk mengumpulkan uang untuk bayar SPP sekolah dan jajan sehari-hari. Nenek Wahyudin memberi sepasang anak kambing untuk diternakkan dan hasilnya digunakan untuk uang masuk sekolah ke SMA 7 Bekasi. Selain menjadi pemulung dan menjual hasil ternak, Wahyudin juga berjualan gorengan.


Sindiran dan cibiran dilontarkan teman-temannya ketika mengetahui profesinya yang identik dengan sampah dan kotor tersebut. Wahyudin mengaku sempat kesal dan malu, namun dia hanya bisa memendam perasaan tersebut dalam hati. Wahyudin makin giat menjadi pemulung di saat libur sekolah karena khawatir tidak bisa melanjutkan kuliah dan dari hasil memulung tersebut, Wahyudin mendapatkan penghasilan Rp 30 ribu hingga Rp 50 ribu per hari untuk biaya sehari-hari hingga bisa menyisakan Rp 300 ribu sampai Rp 500 ribu per bulan.

Sampai saat ini, Wahyudin masih terus memulung untuk meneruskan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) dan keberuntungan berpihak kepada Wahyudin yang mendapatkan beasiswa dari kampus dan Disdik DKI sehingga meringankan biaya kuliahnya

Kini Wahyudin sedang menjalani sidang skripsi yang berjudul, "Pengaruh Pajak Daerah dan Retribusi Daerah terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Bekasi" dan rencananya ia akan diwisuda pada bulan Desember 2013. "Aku berencana melanjutkan studiku ke S2. Bukan hal yang mudah memang. Itu perjuangan besar," kata Wahyudin yang akan terus memulung hingga kelar S2 dan ingin menjadi pengusaha di bidang peternakan ini.

Wahyudin dikenal di perumahan Taman Laguna Bekasi serta menjadi satu-satunya pemulung yang diizinkan memulung di kompleks perumahan itu karena semua warga sudah mengenalnya sejak kecil dan hal tersebut dibenarkan oleh Satpam Taman Laguna Bekasi bernama Saimin. "Oh si Wahyu, dia memang sering mulung sampah di sini tapi itu jarang-jarang. Di sini cuma dia doang yang boleh mulung sampah. Soalnya dia sudah dikenal dari kecil sebagai pemulung. Udah gitu orangnya gimana ya, masih lugu dan polos gitu," kata Saimin.

Apa yang mampu menginspirasi Anda dari kisah perjuangan Wahyudin ? Tentunya hal yang patut untuk di contoh adalah keseriusan dirinya dalam menjalani profesi dengan konsisten. Tidak peduli apapun profesi anda, lakukan dengan total niscaya akan membawa anda pada keberhasilan. seperti kisah wahyudin di atas, meskipun dirinya menjadi seorang pemulung dengan hasil pas-pasan dan begitu terhina, tapi dia bisa sampai ke jenjang pendidikan tinggi yakni S1, dan lihat juga sifat optimisnya yang akan melanjutkan S2 dengan mulung ... benar-benar luar biasa !!!

Marilah kita renungkan bersama bagaimana seseorang pemulung yang memiliki komitmen yang luar biasa seseorang yang berada pada strata bawah saja bisa dan sanggup, bagaimana dengan kita ...... ? Semoga dapat menjadikan diri kita selalu lebih bersyukur kehadapan Allah SWT, menjauhkan rasa curiga terhadap ketidakadilan Allah SWT, semua akan ada makna jika kita bisa mengambil hikmahnya baik suka-duka; kaya-miskin; senang-susah; cantik-jelek dll. Semoga bermanfaat sebagai inspirasi dan motivasi apapun profesi kita. 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar